20 March 2009

seandainya bisa seperti mereka . .

Ketika melihat, memakan dan merasakan permen lolipop, saya menjadi berpikir bahwa terkadang hidup itu seperti memakan permen lolipop, berwarna-warni dan terasa manis. mungkin terkadang kita dihadapkan pada kenyataan yang menyatakan bahwa hidup tidak selalu manis, tetapi ketika kita dihadapkan pada suatu peristiwa lain yang jauh lebih indah, kita akan menyadarinya. ketika saya sedang berjalan di jembatan penyebrangan dan melihat seorang anak kecil yang mungkin masih duduk di bangku sekolah dasar, dan melakukan suatu hal yang manis. anak itu tiba-tiba berhenti dan mengeluarkan selembar uang seribuan dari kantong seragamnya dan memberikannya pada seorang pengemis. seorang anak SD tentunya hanya mendapatkan uang jajan yang mungkin tdak begitu besar, bahkan mungkin hanya cukup untuk ia makan dan transportasi, akan tetapi ia bisa melakukan hal yang begitu manis dengan memberikan sebagian uang jajannya kepada pengemis tersebut.sedangkan orang lain yang jauh lebih dewasa hanya lewat saja tanpa memperdulikan pengemis tersebut, akan tetapi seorang anak kecil yang mungkin bahkan nantinya ia tidak bisa jajan di sekolahnya, dapat berbuat hal yang sederhana dan sangat manis.Saya pun menjadi semakin yakin bahwa hidup itu akan terasa manis jika kita melakukan hal yang baik seperti yang secara tidak langsung diajarkan oleh seorang murid sekolah dasar tersebut.
Hal lain juga saya alami pada saat di sebuah angkutan umum saya bertemu dengan dua orang kakak beradik, mungkin dari segi fisik mereka tidak sempurna, orang-orang di angkutan umum tersebut pun terlihat menjaga jarak duduk mereka, akan tetapi dua bersaudara ini menarik perhatian saya dimana mereka saling membantu satu sama lain, si kakak terlihat dengan sabar memenuhi permintaan si adek yang minta digarukkan kepalanya karena gatal, dan kemudian si kakak mengeluarkan mainan yang ternyata milik adiknya yang hilang dan melihat hal ini saya sadar bahwa walaupun mereka tidak dilahirkan dengan fisik yang sempurna seperti kita, tetapi mereka tetap menikmati hidupnya seperti menikmati permen lollipop. Hal ini pun juga membuat saya menjadi semakin nyakin bahwa kita akan dapat menyadari betapa manis dan bahagianya kehidupan kita, jika kita mensyukuri apapun yang diberikan pencipta kita. walaupun mereka tidak memiliki fisik yang sempurna, akan tetapi mereka tetap menikmati hidupnya seperti rasanya menikmati setangkai permen lolipop. =D

5 comments:

Anonymous said...

Wah rachel...Bijak sekali anda...

rach' said...

haha. terima kasi fajar, tp kl lo ngalamin lsg kyk gw, pasti akan berpikir sama. semoga membantu ya. bantu apa ya tp ? =D

Anonymous said...

iya si chel.
that's true. we have to learn how to be more thankful :)

.,UsEDiSiNi,. said...

aiiii,.ngek,.eheheheeee,.koq lw ga bahas ttg TBC aj c??knapa kangker???eheheheeee,.kan lw prnh ngalamin x bengek,.ahahahahahaaaa,.

rach' said...

waw, terima kasi ya am. emg gw TBC apaaa???? asma sm TBC beda ya.. dasar anaknya aam ni. heho,